WELCOME!!!

Assalammualaikum.... SALAM DAMAI.... Selamat datang di BLOG saia....Terima kasih atas ketertarikan Kaawan2...mengunjungi blog saya, semoga informasi yang saya tampilkan dapat Membantu n dpt menjadi sesuatu yang positif bagi pemikiran Kita smua...Serta mohon menjadi bahan Koreksi bagi kawan2 jika msh ada kekurangan di sana sini.... ...sehingga menjadi masukan y positif bgi saia....unk lebih baik....
Hidup itu cuma sekali, jangan dibuat susah. Yang penting kamu nggak nipu, gak bikin susah orang. Jadi ilmu yang kt dpt jangan di salah gunakan untuk hal-hal yang negatif, blog saya hanya sekedar untuk ilmu pengetahuan, mohon jangan disalahgunakan, itu dosa. Hidup jangan ngibul doang, berusaha dikit napa. Jadi orang harus berguna bagi nusa dan bangsa. Jangan kita merugikan orang lain sebaliknya kita harus saling membantu satu sama lain. Sekian.....

MENJADI FASILITATOR LINGKUNGAN ITU MUDAH

Kata Fasilitator berasal dari bahasa prancis yang berakar dari kata “Facile” yang dapat di artikan dalam bahasa indonesianya adalah “Mudah” Fasilitasi dapat di artikan adalah membuat sesuatu menjadi mudah dan tidak sulit.

(“Suatu Proses memudahkan sekelompok orang untuk mencapai tujuannya dalam suatu pertemuan”)

Senin, 31 Januari 2011

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)



Electrical Engineering Dept.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)
Sebuah Contoh tipikal dari pembangkit listrik tenaga air jenis run of river
Arti PLTMH :
PLTMH merupakan singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, yaitu alat yang menghasilkan listrik dengan menggunakan sumber tenaga air.
Mikro menunjukkan ukuran kapasitas pembangkit, yaitu antara 5 kW sampai 100 kW.
Cara Kerja
Cara kerja PLTMH secara sederhana adalah :
”Air dalam jumlah tertentu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu menggerakkan kincir yang ada pada Turbin PLTMH, kemudian putaran Turbin tersebut digunakan untuk menggerakkan Generator (dinamo penghasil listrik)”.
Listrik yang dihasilkan akan dialirkan melalui kabel ke rumah-rumah.
Cara kerja PLTMH hampir sama dengan cara kerja dinamo lampu sepeda. Putaran roda memutar dinamo dan dinamo menghasilkan listrik untuk menyalakan lampu sepeda.
Jadi PLTMH mengubah tenaga gerak yang berasal dari air menjadi listrik. Tentu saja harus menggunakan peralatan yang tepat dan tidak seadanya karena Listrik berbahaya. Bagian-bagian PLTMH
PLTMH mempunyai beberapa bagian penting yang mendukung kemampuan kerajanya.
Peralatan penting yang ada antara lain :


v Saluran Pengambilan (Intake) dan Bendung/weir.
Biasanya berada dibibir sungai kearah hulu sungai. Pada pintu air air biasanya terdapat perangkap sampah.
v Saluran Pembawa/ headrace.
Membawa air dari saluran Pemasukan (Intake) ke`arah Bak Pengendap.

v Bak Pengendap/ Bak Penenang (Forebay).
Mengendapkan tanah yang terbawa dalam air sehingga tidak masuk ke pipa pesat Bak pengendap sama dengan Bak penenang pada PLTMH kecil.

v Pipa pesat (Penstock).
Adalah pipa yang membawa air jatuh kearah mesin Turbin.
Di samping itu, pipa pesat juga mempertahankan tekanan air jatuh sehingga energi di dalam gerakan air tidak terbuang. Air di dalam pipa pesat tidak boleh bocor karena mengakibatkan hilangnya tekanan air.

v Rumah Pembangkit/ Power House.
Adalah rumah tempat semua peralatan mekanik dan elektrik PLTMH. Peralatan  Mekanik seperti Turbin dan Generator berada dalam Rumah Pembangkit, demikian pula peralatan elektrik seperti kontroler.

v Mesin PLTMH atau Turbin.
Berada dalam rumah pembangkit. Mesin ini mengubah tenaga air menjadi Mekanik (tenaga putar/gerak). Turbin termasuk alat mekanik.

v Turbin dengan bantuan sabuk pemutar memutar Generator (dinamo besar penghasil listrik) untuk mengubah tenaga putar/ gerak menjadi listrik. Generator termasuk alat mekanik.

v Panel atau Peralatan Pengontrol Listrik.
Biasanya berbentuk kotak yang ditempel di dinding. Berisi peralatan elektronik untuk mengatur listrik yang dihasilkan Generator. Panel termasuk alat elektrik.

v Jaringan Kabel Listrik.
Biasanya kabel yang menyalurkan listrik dari rumah pembangkit ke pelanggan.

v Keterbatasan PLTMH.
Dengan peralatan- peralatan yang disebut diatas, pengoperasian PLTMH dapat dilakukan. Namun PLTMH tetap memiliki keterbatasan yang al. di sebabkan oleh

v A i r
Besarnya listrik yang dihasilkan PLTMH tergantung pd tinggi jatuh air dan jumlah air. Pada musim kemarau kemampuan PLTMH akan menurun karena jumlah air biasanya Berkurang.
v Ukuran Generator.
Ukuran Generator tidak menunjukkan kemampuan produksi listriknya karena semuanya tergantung pada jumlah air dan ketinggian jatuh air sehingga ukuran generator bukan penentu utama kapasitas PLTMH.
v Jumlah Pelanggan.
Jika pelanggan melebihi kemampuan PLTMH, maka kualitas listrik akan menurun. Jika pelanggan sudah berlebih, maka penggunaan listrik harus diatur. Aturan umum adalah 1 pelanggan paling sedikit mengkonsumsi 50 Watt listrik (3 buah lampu neon/ 3 buah lampu bohlam 10-15 Watt).

v Jarak.
Semakin dekat jarak Pelanggan ke Pembangkit, maka kualitas listrik juga lebih baik. Semakin jauh jarak pelanggan, maka listrik yang hilang juga semakin banyak. Jarak pelanggan terjauh yang dianjurkan adalah antara 1-2 km. dari PLTMH.
v Penggunaan Listrik Oleh Pelanggan
Jika pelanggan menggunakan listrik secara berlebih, maka kualitas listrik menurun dan membahayakan peralatan. Satu pelanggan melanggar, maka yang rugi adalah seluruh pelanggan.

v Implementasi Program PNPM-LMP.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (Micro Hydro Power) merupakan salah satu solusi alternatif untuk menjawab keterbatasan energi saat ini. Penyediaan energi yang memadai serta ramah lingkungan merupakan salah satu persyaratan untuk pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan, akan tetapi dengan pesatnya perkembangan/ kemajuan ekonomi dan pertumbuhan penduduk serta tingginya tingkat konsumsi telah memperhadapkan Indonesia dengan berbagai permasalahan energi yang semakin meningkat.
Apabila penggunaan bahan bakar berbasis fosil tetap berlangsung sebagai mana trend yang berlaku saat ini, maka kerusakan lingkungan di tingkat lokal, regional dan global akan semakin tak terhindarkan lagi.
Selain hal tersebut diatas, pemerintah juga dihadapkan pada kendala krisis energi yang berkepanjangan, pemerintah (PLN) belum mampu memberi pelayanan sampai ke pelosok pedesaan sehingga untuk mengantisipasi terjadinya hal tersebut, maka sejak Tahun 2005 telah dilakukan kerjasama antara MHPP-GTZ, PPK/PNPM dan SofEI dalam rangka penyediaan tenaga dan pengembangan energi listrik bertenaga air (Micro Hydro Power) yang mudah dan murah bagi masyarakat khususnya di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

v Bentuk Kerja Sama
Kerja sama antara MHPP-GTZ, PPK/PNPM dan SofEI. Adapun bentuk kerjasama yang terjalin berupa sharing pendanaan di mana MHPP-GTZ menyiapkan dana untuk Pekerjaan Mechanical dan Electrical, PPK mendukung pendanaan untuk pekerjaan Civil, sedangkan SOfEI sendiri memfasilitasi dan mensosialisasikan program yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan. Selain kersama tersebut maka pembangunan Mikrohidro untuk 8 Provinsi (Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sulsel, Sulut, Sultra dan Sulbar) melalui bentuk kerja sama antara PNPM-PPK/PNPM-LMP dengan SOfEI melalui program Green KDP.


v Khusus Aceh terdiri dari 3 Kabupaten yaitu Aceh Selatan, Aceh Timur dan Aceh Tengah, masing-masing kabupaten terdiri dari 3 kecamatan Pilot Project Green KDP
Untuk kegiatan dengan kerja sama PNPM-LMP dengan G-KDP telah dilakukan Site Assessment pada 5 lokasi/ desa di Kab. Tanatoraja, Diskusi Bulanan Forum KTI dengan Green KDP pada 3 Provinsi (Sulsel, Sulut dan Sultra) sebelum pelaksanaan Regional Workshop yang direncanakan pada tanggal 28-29 November 2007 serta Launching Green KDP yang di jadwalakan pada Bulan Januari 2008.
v Biaya Pembangunan PLTMH:
Pembangunan fisik PLTMH dapat dibagi dalam beberapa Item Pekerjaan masing-masing :
1.    Pembentukan Kelembagaan Pengelolaan PLTMH,
2.    Pelatihan Operator Turbin
3.    Pembangunan fisik intrastruktur PLTMH, seperti pekerjaan sipil, peralatan ME, jaringan transmisi, namun tidak termasuk biaya sambungan rumah (kabel dari jaringan induk ke rumah dan instalasi dalam rumah)
4.    Kegiatan konservasi (Penghijauan/Penanaman Pohon) daerah tangkapan air atau DAS.
Pekerjaan civil, Mechanical dan Electrical. Untuk pekerjaan Civil dibangun dari biaya PPK dan pekerjaan/ penyediaan Mechanical dan electrical berupa Turbine, Electrical Load Control (ELC), Panel listrik dan Generator dari biaya MHPP-GTZ sedangkan pengadaan/ pemasangan Instalasi listrik dilakukan atas biaya swadaya masyarakat pemanfaat. adapun besarnya dana yang dibutuhkan untuk pembangunan fisik PLTMH rata-rata berkisar antara Rp.150.000.000,- s/d 350.000.000,-
Demi keberlanjutan proyek, maka telah dilakukan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat pengelola antara lain :
1. Baseline training
2. Pelatihan Manajemen dan Administrasi untuk pengurus Unit Pengelola Turbin (UPT)
3. Pelatihan Operator Turbin
Selain pembinaan/ peningkatan kapasitas dilakukan untuk masyarakat pengelola, juga dilakukan pembinaan kepada Counterpart lokal, pada Bulan Maret 2007 dilakukan pelatihan di Bandung untuk para Counterpart lokal serta dinas pemerintah terkait.
Keberhasilan yang dicapai dengan adanya program ini, mendapat tanggapan yang positif dari berbagai multi stakeholders mulai dari institusi pemerintah, LSM Lokal, sampai ke grass root. Tanggapan positif ini dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan dari daerah-daerah lain yang juga menginginkan program ini dapat diterapkan di daerah mereka.

KLASIFIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com